TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN

 

MERAJUT ASA DALAM BINGKAI RIVALITAS

 (TERGERAK,  BERGERAK, MENGGERAKKAN)

PGP_ANGKATAN 1_DENPASAR BALI          

I GUSTI AYU KARTIKA NATALIA, S.Pd., M.Pd_SMP N 12 DENPASAR



(BELAJAR, BERGERAK, BERBAGI)

Om Swastiastu, salam dan bahagia Bapak/Ibu Instruktur, Fasilitator, Pengajar Praktik, dan CGP di seluruh Nusantara. Berikut saya akan berbagi pengalaman lika-liku selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP).

Saya mengetahui Program Pendidikan Guru Penggerak ini pertama kali atas disposisi dari Bapak I Gusti Ngurah Agung Arya, S.Pd selaku Kepala SMPN 12 Denpasar, selain itu informasi ini juga ternyata sudah ada di akun SIM PKB. Awalnya saya tidak mengetahui akan selama ini masa pendidikan jika suatu ketika saya lulus dalam seleksi Guru Penggerak ini. Saya awalnya mau-mau saja karena semua itu atas perintah Bapak Kepala Sekolah. Dan seiring berjalannya waktu tes demi tes bisa saya lewati dengan sangat baik. Tes pertama yang harus di lalui adalah tes CV. Dilanjutkan tes essay, kemudian tes bakat skolastik, tes simulasi mengajar, dan terakhir tes wawancara.

Saya merasa tergerak untuk mengikuti kegiatan seleksi Guru Penggerak ini, agar wawasan, pengetahuan dan pengalaman saya di bidang pendidikan bertambah, karena dalam diri saya sudah tertanam kata motivasi “Belajar Sepanjang Hayat”. Dengan bermodalkan keberanian atau percaya diri membuka akun SIM PKB dan langsung mendaftar melalui akun saya untuk mengikuti seleksi Guru Penggerak Angkatan 1 Kota Denpasar.

            Pada tanggal 14 Juli 2020 saya mengikuti seleksi, tes ini merupakan tes pertama yang harus dilalui yaitu Tes CV, dimana saya menyiapkan berkas pendaftaran dan mengupload ke portal SIM PKB untuk melakukan registrasi pendaftaran dan mendapat rekomendasi, dukungan dan izin Kepala Sekolah untuk mengikuti seleksi Calon Peserta Program Pendidikan Guru Penggerak.

Setelah berselang beberapa lama saya lanjut mengikuti seleksi ke tahapan berikutnya yaitu Tes Essay, dimana tes ini kita di suruh menjawab sejumlah pertanyaan yang membutuhkan penalaran dengan argument yang luar biasa untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dengan jumlah kata lumayan banyak yang telah ditentukan minimal 50 karakter bahkan ada juga sampai ratusan karakter.

Setelah selesai mengikuti tes essay, tes berikutnya adalah tes ketiga yaitu Tes Bakat Skolastik. Tes Bakat Skolastik terdiri dari 3 subtes (subtes verbal, subtes kuantitatif, dan subtes penalaran) dengan maksimal pengerjaan 85 menit

Akhirnya hari yang sangat menegangkan pun tiba, jadwal seleksi Simulasi Mengajar melalui daring dalam waktu yang cukup singkat. Kami pun diberikan memilih KD pembelajaran yang telah diberikan dari tim seleksi Guru Penggerak. Saya pun memilih salah satu dari pilihan materi tersebut yakni Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) pada mata pelajaran Matematika kelas VIII. Pada proses simulasi mengajar saya menggunakan media pembelajaran yang sederhana saja dengan dibantu oleh rekan sejawat menyiapkan beberapa sarana yang dibutuhkan, dan tidak kalah penting Bapak Kepala Sekolah juga memberikan support bahkan beliau juga mendampingi pada saat tes simulasi mengajar. Begitu antusias sekali Kepala SMPN 12 Denpasar agar salah satu gurunya bisa lulus dalam seleksi ini. Doa, dukungan, motivasi, sangat besar diberikan oleh semua warga sekolah. Dengan semangat dan percaya diri saya melaluinya dengan senang hati, dengan 2 orang tim penilai melalui virtual dengan waktu 8 menit. Waktu tak terasa, tim penilai langsung mengatakan “waktunya sudah selesai”.Setelah mengajar, tim penilai melakukan wawancara kepada saya terkait dengan cara mengajar.

Tahapan seleksi akhir yaitu wawancara. Dalam tahapan ini akan diuji oleh 2 orang tim penilai. Wawancarapun dimulai dengan pertanyaan yang menggali informasi dari Calon Guru Penggerak (CGP) terkait pengalaman diri selama menjadi guru. Satu per satu saya jawab pertanyaan dari kedua tim penilai sesuai dengan fakta atau pengalaman saya sebagai seorang guru dalam mengajar dan memecahkan masalah yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, saya harus menjawab pertanyaan terkait dengan cara mengatasi masalah dengan rekan sejawat, juga diberikan waktu untuk menceritakan pengalaman dalam membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pada proses wawancara inilah yang membuat saya merasa sangat tegang, tapi saya berusaha tetap tenang, dan santai dalam menanggapi pertanyaan dari tim penilai. Kita ketahui bahwa pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan tim penilai sangat membutuhkan pemikiran yang kritis dalam memberikan argument atau jawaban yang lebih factual dan logis.

Tahapan demi tahapan seleksi semua saya lalui secara daring, rasa was-was mewarnai suasana hati dan pikiran saya dalam menanti pengumuman hasil seleksi Guru Penggerak Angkkatan 1 Kota Denpasar. Dalam benak saya sempat terbersit apakaha saya lulus? Karena seleksi Guru Penggerak ini tidak mudah, lebih dari 19 ribu guru-guru hebat se-Indonesia berlomba dalam seleksi ketat dan panjang ini, alhasil dari 19 ribu guru-guru hebat di seluruh Nusantara, terpilihlah 2 ribu lebih guru yang bisa lolos menjadi Calon Guru Penggerak. Tantangan demi tantangan di lalui dengan semangat, motivasi dari semua pihak baik sekolah maupun keluarga. Karena dalam melewati tantangan seleksi yang begitu ketat dari pihak penyelenggara Program Guru Penggerak, sangat dibutuhkan perjuangan motivasi yang sangat besar dari keluarga dan Text Box: Tibalah, waktu pengumuman yang sangat dinanti oleh saya dan mungkin dengan teman-teman lainnya. Melalui akun SIM PKB, saya mendapatkan informasi bahwa saya lulus. Terima kasi Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa hasilnyapun tidak mengecewakan usaha dan kerja keras selama seleksi, Perjalanan belum selesai, setelah dinyatakan lulus sayapun harus mengikuti masa pendidikan selama 9 bulanstakeholder sekolah. Bersyukur Puji Tuhan dari 2 ribu guru tersebut ada terselip nama saya di sana.


     Pengumuman di SIM PKB

Tantangan masih berlanjut selama 9 bulan bukan waktu yang singkat untuk saya lalui, mengikuti Pendidikan Program Guru Penggerak seluruh peserta yang berjunlah hampir 70 orang di Kota Denpasar dari semua jenjang di Kota Denpasar dari TK, SD, SMP, SMA. Dan sayapun harus belajar dan siap membagi waktu saya di sekolah selain sebagai guru, dan ibu di rumah bagi kedua putri-putri tercinta.


Untuk memperlancar komunikasi sayapun mendapatkan undangan group baru CGP di whatsapp yang di bawah pengajar praktik Bapak Dewa Made Yuda Andika, S.Pd., M.Pd dengan fasilitator yang sangat hebat yaitu Bapak Drs. Yuli Cahyono, M.Pd. Dalam group kecil ini terdiri dari 5 orang CGP dan 1 pengajar praktik. Tidak hanya itu kamipun CGP Kota Denpasar memiliki group WA dimana yang tergabung di dalamnya antara lain Kepala Dinas Disdikpora Kota Denpasar, Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA Kota Denpasar, Fasilitator, Pengajar Praktik, dan tentunya CGP. Selain itu kami juga memiliki group besar yang terdiri dari CGP di seluruh Nusantara.

   

Group Whatsapp Guru Penggerak (Group Kecil, Group CGP Denpasar, Group Besar)    

Selanjutnya pada tanggal 15 Oktober 2020 jam 08.00 Wib kami ikut zoom meeting bersama instuktur, fasilitator, pengajar praktik, dan CGP mengambil topic “Orientasi Pelaksanaan PGP” dan dilanjutkan pemberian materi Penggunaan LMS kemudian dilaksanakan Pretest. Acara Program Pendidikan Guru Penggerak di buka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A secara virtual.


Launching Program Pendidikan Guru Penggerak

Selanjutnya dalam Pendidikan Guru Penggerak, saya tempuh dengan mengatur waktu seefisien mungkin dalam mengerjakan tugas dari modul 1, 2 dan 3 yang terdapat dalam LMS dari PPPPTK Penjas dan BK. Selain mengerjakan tugas di LMS yang terdiri dari modul 1 (modul 1.1, modul 1.2, modul 1.3, modul 1.4), modul 2 (modul 2.1, modul 2.2, modul 2.3), modul 3 (modul 3.1, modul 3.2, modul 3.3) selanjutnya para CGP harus mengikuti kegiatan Pendampingan Individu dan Lokakarya sebanyak 9 kali dalam tiap bulannya. Pada kegiatan pendampingan individu, pengajar praktik bercama CGP bertatap muka langsung, dimana pengajar praktik/pendamping langsung bertemu CGP di sekolah. Sedangkan pada kegiatan lokakarya dihadiri oleh pengajar praktik, CGP, bahkan sesekali fasilitator, dan pada lokakarya 3 dan 7 melibatkan Dinas Pendidikan, Kepala sekolah, Pengawas, Praktisi Pendidikan, tentunya perwakilan dari PPPPTK Penjas dan BK. Lokakarya di adakan di hotel. Selama kegiatan pembelajaran secara daring melalui google meet kami belajar bersama fasilitator dan instruktur yang luar biasa hebatnya.Fasilitator dan Pengajar praktik senantiasa mendampingi CGP, Instruktur pada setiap akhir modul melakukan tatap muka maya.


Banyak pembelajaran yang saya dapatkan melalui Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) diantaranya :

-          Melalui pembelajaran pada modul 1 sebagai guru kita harus memaknai pendidikan itu sesuai dengan filosofi Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara (KHD). Berikut kutipan pernyataan beliau “Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat”.

Berdasarkan pemikiran itu,saya merasa apa yang saya lakukan selama ini dalam pengajaran dan pendidikan belum sepenuhnya baik sesuai pernyataan di atas. Oleh karena itu, setelah mempelajari modul ini saya lebih memahami arti dari sebuah pendidikan buat murid. Saya terus melakukan perubahan cara mengajar dengan melakukan aksi nyata yang berpihak pada murid sesuai dengan pemikiran KHD di komunitas kelas dan komunitas sekolah.  Melalui PPGP dapat mengetahui nilai dan peran guru penggerak (refleksi, mandiri, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid) di komunitas kelas dan komunitas sekolah. Pada modul 1 ini, saya lebih memahami apa yang menjadi visi dari seorang guru penggerak dan mengetahui budaya positif sekolah yang terus dikembangkan dan dilestarikan sehingga menjadi sebuah kekuatan sekolah.

-          Materi pada modul 2 tak kalah pentingnya bagi saya untuk diterapkan di komunitas kelas dan komunitas sekolah untuk mengubah paradigma mengajar lama menjadi sebuah paradigm baru dalam pembelajaran yang saya lakukan. Adapun paradigm baru tersebut diantaranya : pembelajaran yang berpihak pada murid, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran social emosional, dan coaching. Keempat metode tersebut saya terapkan dalam pembelajaran melalui aksi nyata sesuai tagihan tugas di LMS. Pembelajaran yang berpihak pada murid saya lakukan dengan menerapkan pembelajaran berkesadaran penuh (mindfulness) dengan teknik STOP. Pembelajaran berdiferensiasi yang saya lakukan dengan memetakan kesiapan belajar, minat, profil belajar. Saya juga menerapkan system coaching pada rekan sejawat dan murid untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

-          Pembelajaran di modul 3 dengan mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan pengelolaan program yang berdampak pada murid. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus memperhatikan empat paradigm dilemma etika, tiga prinsip dilemma etika, dan Sembilan pengambilan dan pengujian keputusan. Pengelolaan sumber daya/aset sekolah sebagai guru harus memetakan 8 aset sekolah sebagai sebuah kekuatan sekolah untuk dikembangkan dan dikelola dengan memilih antara pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis aset/kekuatan. Berikutnya sebagai pemimpin pembelajaran kita sebagai guru lebih mengedepankan program-program sekolah yang selalu berdampak pada murid.

                                                                                                                                               

Mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak bukanlah hal yang mudah bagi saya. Suka, duka, senang, bahagia, dan rasa bosan itupun muncul ketika mengikuti kegiatan lokakarya, pendampingan, menjawab pertanyaan di LMS, membuat koneksi antar materi, melakukan demonstrasi kontekstual, mengikuti google meet, aksi nyata. Mengikuti alur MERRDEKA (Mulai dari Diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Refleksi terbimbing, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, Aksi nyata) yang ada pada LMS membuat pemikiran  saya bisa terstruktur secara sistematis terhadap pemahaman saya terkait PPGP ini. Perasaan tersebut saya hadapi dengan penuh kesabaran dan tentunya semangat. Saya berpedoman dan menanamkan pada diri saya bahwa apa yang saya lakukan di Program Guru Penggerak ini merupakan bentuk dedikasi saya sebagai seorang guru untuk selalu mengembangkan pembelajaran dan pendidikan di komunitas sekolah. Saya tidak mau menjadi “Guru Biasa melainkan Guru Luar Biasa”. Selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak yang saya hadapi, diantaranya: saya pernah menjalani operasi kista endometriosis selama masa jeda pendidikan ini, jaringan internet kurang bagus. Dan waktu pengerjaan tugas dan google meet yang bertepatan dengan tugas melayani murid dalam pembelajaran. Selain itu, kendala besar juga bagi saya saat melakukan aksi nyata pada setiap modul di masa pandemic saat ini. Saya sangat sulit mengumpulkan murid untuk melakukan aksi nyata karena larangan untuk berkumpul.

Rasa senang juga hadir saat pelaksanaan setiap lokakarya. Mulai dari lokakarya perdana sampai lokakarya 7 dimana saya bertemu teman-teman guru hebat dari semua jenjang pendidikan di Kota Denpasar, dalam pelaksanaan lokakarya kami selalu melakukan kolaborasi dan berbagi praktik baik di sekolah masing-masing. Kami bercerita, bersenda gurau tentang pengalaman masing-masing dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Walaupun masih berstatus Calon Guru Penggerak (CGP), kami selalu percaya diri dan penuh semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini dengan waktu yang lumayan panjang dan melelahkan raga dan otak.

Salah satu tahapan kami mengikuti Pendidikan Guru Penggerak adalah pelaksanaan lokakarya. Pada pelaksanaan kami seluruh CGP harus mematuhi protocol kesehatan dengan memakai masker dan hand sanitizer yang dibagikan oleh penyelenggara PPPPTK Penjas dan BK. Pengajar praktik atau pendamping dengan kreatif, inovatif, dan selalu memotivasi kami selaku CGP. Tak lupa pula fasilitator dan instruktur juga demikian saat pembelajaran saat tatap muka maya. Dalam pelaksanaan lokakarya kami di bagi ke dalam beberapa kelas untuk menghindari kerumunan dan penyebaran Covid-19. Lokakarya yang sangat kami nantikan adalah lokakarya 7, yaitu lokakarya paling besar yaitu panen hasil belajar dengan melakukan pameran hasil belajar selama 7 bulan pada modul 1, 2, dan 3 yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pengawas, Kepala Sekolah, Komunitas Praktisi. Waktu lokakarya pun berbeda dengan lokakarya lainnya yaitu 2 hari, yaitu di hari pertama penerimaan materi dan persiapan pameran, dan hari kedua adalah puncak pelaksanaan pameran panen hasil belajar. Hal yang paling menarik saat pelaksanaan pameran adalah semua calon Guru Penggerak menggunakan pakaian yang seragam itu menunjukkan bahawa kami CGP memiliki semangat yang sama, bersatu dalam perbedaan. Di lokakarya 7 ini saya bertugas di ide program dan aset sekolah.

Semoga melalui Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP)  ini saya lebih termotivasi untuk Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan komunitas sekolah menuju murid yang berkarakter dan berjiwa Pancasila sebagai sebuah agen transformasi pendidikan Indonesia pada umumnya, dan di sekolah tempat saya bertugas khususnya sehingga nantinya saya akan mengimbaskan dan dapat berbagi praktik baik, ilmu yang saya dapatkan di program ini dengan rekan sejawat dan murid. Dan semoga teman-teman di Kota Denpasar pada khususnya merasa ikut tergerak untuk mengikuti kegiatan seleksi Guru Penggerak ini, karena dengan melalui Program Pendidikan Guru Penggerak wawasan, pengetahuan, dan pengalaman di bidang pendidikan akan bertambah, karena disini kita banyak belajar, belajar dari teman-teman hebat.

Om Shanti Shanti Shanti Om

SALAM GURU PENGGERAK

GURU PENGGERAK MERDEKA BELAJAR

 

 

 

 

 

Sebuah karya untuk Guru Penggerak Indonesia

 

UNTUKMU PAHLAWAN MERDEKA BELAJAR

Karya : Kartika Natalia

Ku lirik jam dinding, seraya berguman di dalam hati

Satu jam lagi, Satu jam lagi …..ku akan bertemu denganmu

Tepat di pukul 14.00 wita, ku mulai menyapa

Salam dan bahagia untukmu

            Hai..Pahlawanku

Pahlawan Merdeka Belajar yang sangat kami hormati

            Tepat waktu bukanlah aib

            Itu adalah bentuk rasa hormat kami padamu

            Cara kami untuk menghargaimu

Kita pun berbagi ilmu dan pengalaman

Tak jarang kami tersentuh olehmu

Ketika setiap nama kami kau sebut

Di dalam deretan doamu dan harapan besar yang akan kami emban

Demi kemajuan pendidikan Indonesia

            Hai…Pahlawanku

Pahlawan Merdeka Belajar yang sangat kami banggakan

            Kita memang berbeda terpisah jarak dan waktu

            Namun, perbedaan itulah yang menyatukan kita

            Dalam kesyahduan saling mendoakan

Kami tak sempurna, begitupun dirimu

Tak jarang kita terhempas di kejauhan

Berusaha keluar dari keterpurukan

Apakah kau bisa mengandalkan untuk bersandar?

            Hai..Pahlawanku

Pahlawan Merdeka Belajar yang sangat kami kagumi

            Kami masih ingat salah satu pesanmu

“Program Guru Penggerak  ini adalah karya kita bersama selama ini

Kita adalah guru dan murid yang saling bersinergi dalam sebuah pembelajaran

Tidak penting siapa mengajar siapa, Yang penting siapa memberi apa

Dan yang lebih penting lagi, Siapa melakukan apa”

Akan kami jaga amanah itu

Di sini kami akan terus bergerak

Bergerak untuk sebuah pembelajaran  yang memerdekakan pemikiran dan potensi peserta didik

Akan kami wujudkan mimpi bangsa kita yaitu Indonesia Emas, yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, yakni sumber daya manusia yang  menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam bingkai Merdeka Belajar

Terima kasih Pahlawanku

Pahlawan Merdeka Belajar

           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SINERGI PEMANGKU KEPENTINGAN ADALAH KUNCI KEBERHASILAN SEKOLAH